Wednesday, August 12, 2009

Indahnya malam pertama kita

Indahnya malam pertama kita



Satu hal sebagai bahan renungan Kita...

Tuk merenungkan indahnya malam pertama

Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata

Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa



Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut

Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara

Hari itu... mem pelai sangat dimanjakan

Mandipun...harus dimandikan

Seluruh badan Kita terbuka....

Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .

Tak ada sedikitpun rasa malu...

Seluruh badan digosok dan dibersihkan

Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan

Bahkan lubang-lubang itupun ditutupi kapas putih...

Itulah sosok Kita....

Itulah jasad Kita waktu itu



Setelah dimandikan.. ,

Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih

Kain itu ...jarang orang mem akainya..

Karena sangat terkenal bernama Kafan

Wangian ditaburkan kebaju Kita...

Bahagian kepala..,badan. .., dan kaki diikatkan

Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita

Keranda pelaminan... langsung disiapkan

Pengantin bersanding sendirian...



Mempelai diarak keliling kampung yang dihadiri tetangga

Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul

Kita diiringi langkah longlai seluruh keluarga

Serta rasa haru para handai taulan

Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir

Akad nikahnya bacaan talkin....

Berwalikan liang lahat..

Saksi-saksinya nisan-nisan. . yang telah tiba duluan

Siraman air mawar.. pengantar akhir k erin duan



Dan akhirnya.... tiba masa pengantin..

Menunggu dan ditinggal sendirian,

Tuk mem pertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama yang indah atau meresahkan..

Dite mani rayap-rayap dan cacing tanah

Di kamar bertilamkan tanah..

Dan ketika 7 langkah tlah pergi....

Sang Malaikat lalu bertanya.

Kita tak tahu apakah akan mem peroleh Nikmat Kubur...

Ataukah Kita kan mem peroleh Siksa Kubur.....

Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....



Saya hampir mem buang email ini namun saya telah diberi kesabaran untuk

mem bacanya terus hingga ke akhir.



Tiap hari inilah yang kita lalui.... Susah vs. Senang. Dunia semu yang

mengasyikkan. . menyita perhatian kita. Sedangkan dunia nyata yang

menjemukan lupa kita isi dengan hal hal yang dapat menyinari jiwa yang

nantinya akan kita bawa kepada NYA.



Mengapa susah menerima kebenaran? Apakah karena kosongnya jiwa yang
tak
dapat terisi oleh kebenaran dan cahaya alam nyata?


Marilah membuat keseimbangan dalam kehidupan kita, sebelum kita menuju
ke ''Malam Pertama Kita

0 comments: